Kolaborasi dalam Dakwah & Tarbiyah

Bangsa Yahudi merupakan bangsa terburuk di muka bumi dari sisi akhlak dan perilaku. Alquran dan hadis-hadis nabi menjadi saksi dan penguat akan buruknya perilaku mereka. Dalam sejarah bangsa Yahudi telah berulang kali melakukan kekejaman baik terhadap manusia biasa ataupun terhadap para nabi yang diutus kepada mereka, bahkan hingga hari ini kita melihat kejahatan perang yang mereka lancarkan terhadap penduduk muslim di Gaza.

Dalam Alquran bangsa Yahudi bisa juga disebut dengan Bani Israil dan Ahli Kitab. Sangat banyak ayat Alquran yang menggambarkan sifat-sifat mereka, berikut ini beberapa karakter orang Yahudi yang Allah ta’ala gambarkan dalam Alquran:

1) Sangat memusuhi kaum muslimin.

Allah ta’ala berfirman:

لَتَجِدَنَّ أَشَدَّ ٱلنَّاسِ عَدَٰوَةٗ لِّلَّذِينَ ءَامَنُواْ ٱلۡيَهُودَ وَٱلَّذِينَ أَشۡرَكُواْۖ

Pasti akan kamu dapati orang yang paling keras permusuhannya terhadap orang-orang yang beriman, yaitu orang-orang Yahudi dan orang-orang musyrik.” (QS. Al Maidah: 82)

Di antara bentuk permusuhan mereka terhadap kaum muslimin bahwasanya mereka mengetahui kebenaran namun tidak mengikutinya. Mereka mengetahui kebanaran yang datang dari Nabi Muhammad namun mereka enggan mengikutinya.

2) Mengubah-ubah isi kitab samawi.

Allah ta’ala berfirman:

أَفَتَطۡمَعُونَ أَن يُؤۡمِنُواْ لَكُمۡ وَقَدۡ كَانَ فَرِيقٞ مِّنۡهُمۡ يَسۡمَعُونَ كَلَٰمَ ٱللَّهِ ثُمَّ يُحَرِّفُونَهُۥ مِنۢ بَعۡدِ مَا عَقَلُوهُ وَهُمۡ يَعۡلَمُونَ

Maka apakah kamu (Muslimin) sangat mengharapkan mereka akan percaya kepadamu, sedangkan segolongan dari mereka mendengar firman Allah, lalu mereka mengubahnya setelah memahaminya, padahal mereka mengetahuinya?” (QS. Al Baqarah: 75)

Orang-orang Yahudi sama halnya dengan orang-orang Nasrani dalam berinteraksi dengan kitab-kitab yang diturunkan kepada mereka. Mereka menambahkan dengan sesuatu yang tidak berasal dari firman Allah sama sekali, mengurangi dari isi kitab Taurat serta mengubah sebagian besar kandungannya sehingga tidak ada lagi yang tersisa dari keaslian kitab agama mereka kecuali sangat sedikit.

3) Sangat tamak terhadap kehidupan dunia.

Allah ta’ala berfirman:

وَلَتَجِدَنَّهُمۡ أَحۡرَصَ ٱلنَّاسِ عَلَىٰ حَيَوٰةٖ وَمِنَ ٱلَّذِينَ أَشۡرَكُواْۚ يَوَدُّ أَحَدُهُمۡ لَوۡ يُعَمَّرُ أَلۡفَ سَنَةٖ وَمَا هُوَ بِمُزَحۡزِحِهِۦ مِنَ ٱلۡعَذَابِ أَن يُعَمَّرَۗ وَٱللَّهُ بَصِيرُۢ بِمَا يَعۡمَلُونَ

Dan sungguh, engkau (Muhammad) akan mendapati mereka (orang-orang Yahudi), manusia yang paling tamak akan kehidupan (dunia), bahkan (lebih tamak) dari orang-orang musyrik. Masing-masing dari mereka, ingin diberi umur seribu tahun, padahal umur panjang itu tidak akan menjauhkan mereka dari azab. Dan Allah Maha Melihat apa yang mereka kerjakan.” (QS. Al Baqarah: 96).

4) Melakukan kerusakan di muka bumi.

Allah ta’ala berfirman:

وَقَضَيۡنَآ إِلَىٰ بَنِيٓ إِسۡرَٰٓءِيلَ فِي ٱلۡكِتَٰبِ لَتُفۡسِدُنَّ فِي ٱلۡأَرۡضِ مَرَّتَيۡنِ وَلَتَعۡلُنَّ عُلُوّٗا كَبِيرٗا

Dan Kami tetapkan terhadap Bani Israil dalam Kitab itu, “Kamu pasti akan berbuat kerusakan di bumi ini dua kali dan pasti kamu akan menyombongkan diri dengan kesombongan yang besar.” (QS. Al Isra: 4).

Menurut ulama tafsir, mereka melakukan kerusakan sebanyak dua kali, pertama: mengubah isi Taurat, yang kedua: membunuh nabi Zakaria dan usaha membunuh nabi Isa ‘alaihissalam.

5) Pengecut dan penakut.

Tatkala Allah menyelamatkan Bani Israil dari kejaran Firaun dan bala tentaranya, Allah menjanjikan kepada mereka tempat tinggal berupa sebuah kota dengan syarat mereka masuk berperang bersama nabi Musa. Namun mereka menolak disebabkan di kota tersebut terdapat kaum yang mereka tidak  sanggup untuk melawannya dan berkata sebagaimana diabadikan oleh Allah ta’ala:

قَالُواْ يَٰمُوسَىٰٓ إِنَّا لَن نَّدۡخُلَهَآ أَبَدٗا مَّا دَامُواْ فِيهَا فَٱذۡهَبۡ أَنتَ وَرَبُّكَ فَقَٰتِلَآ إِنَّا هَٰهُنَا قَٰعِدُونَ

Mereka berkata, “Wahai Musa! Sampai kapan pun kami tidak akan memasukinya selama mereka masih ada di dalamnya, karena itu pergilah engkau bersama Tuhanmu, dan berperanglah kamu berdua. Biarlah kami tetap (menanti) di sini saja.” (QS. Al Maidah: 24).

6) Mengetahui kebenaran namun menyembunyikannya dan saling menyeru untuk tetap melakukannya.

Allah ta’ala berfirman:

ﵟ‌وَإِذَا ‌لَقُواْ ‌ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ قَالُوٓاْ ءَامَنَّا وَإِذَا خَلَا بَعۡضُهُمۡ إِلَىٰ بَعۡضٖ قَالُوٓاْ أَتُحَدِّثُونَهُم بِمَا فَتَحَ ٱللَّهُ عَلَيۡكُمۡ لِيُحَآجُّوكُم بِهِۦ عِندَ رَبِّكُمۡۚ أَفَلَا تَعۡقِلُونَﵞ

Dan apabila mereka berjumpa dengan orang-orang yang beriman, mereka berkata, “Kami telah beriman.” Tetapi apabila kembali kepada sesamanya, mereka bertanya, “Apakah akan kamu ceritakan kepada mereka apa yang telah diterangkan Allah kepadamu, sehingga mereka dapat menyanggah kamu di hadapan Tuhanmu? Tidakkah kamu mengerti?ˮ (QS. Al Baqarah: 76).

7) Membunuh para nabi dan orang-orang saleh

Allah ta’ala menggambarkan di antara sifat orang Yahudi sebagaimana firmanNya berikut:

إِنَّ ٱلَّذِينَ يَكۡفُرُونَ بِـَٔايَٰتِ ٱللَّهِ وَيَقۡتُلُونَ ٱلنَّبِيِّـۧنَ بِغَيۡرِ حَقّٖ ‌وَيَقۡتُلُونَ ‌ٱلَّذِينَ ‌يَأۡمُرُونَ بِٱلۡقِسۡطِ مِنَ ٱلنَّاسِ فَبَشِّرۡهُم بِعَذَابٍ أَلِيمٍ

Sesungguhnya orang-orang yang mengingkari ayat-ayat Allah dan membunuh para nabi tanpa hak (alasan yang benar) dan membunuh orang-orang yang menyuruh manusia berbuat adil, sampaikanlah kepada mereka kabar gembira yaitu azab yang pedih.” (QS. Ali Imran: 21).

8) Menyukai permusuhan dan peperangan.

Allah ta’ala berfirman:

وَقَالَتِ ٱلۡيَهُودُ يَدُ ٱللَّهِ مَغۡلُولَةٌۚ غُلَّتۡ أَيۡدِيهِمۡ وَلُعِنُواْ بِمَا قَالُواْۘ بَلۡ يَدَاهُ مَبۡسُوطَتَانِ يُنفِقُ كَيۡفَ يَشَآءُۚ وَلَيَزِيدَنَّ كَثِيرٗا مِّنۡهُم مَّآ أُنزِلَ إِلَيۡكَ مِن رَّبِّكَ طُغۡيَٰنٗا وَكُفۡرٗاۚ ‌وَأَلۡقَيۡنَا ‌بَيۡنَهُمُ ٱلۡعَدَٰوَةَ وَٱلۡبَغۡضَآءَ إِلَىٰ يَوۡمِ ٱلۡقِيَٰمَةِۚ كُلَّمَآ أَوۡقَدُواْ نَارٗا لِّلۡحَرۡبِ أَطۡفَأَهَا ٱللَّهُۚ وَيَسۡعَوۡنَ فِي ٱلۡأَرۡضِ فَسَادٗاۚ وَٱللَّهُ لَا يُحِبُّ ٱلۡمُفۡسِدِينَ

Dan orang-orang Yahudi berkata, “Tangan Allah terbelenggu.” Sebenarnya tangan merekalah yang dibelenggu dan merekalah yang dilaknat disebabkan apa yang telah mereka katakan itu, padahal kedua tangan Allah terbuka; Dia memberi rezeki sebagaimana Dia kehendaki. Dan (Alquran) yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu itu pasti akan menambah kedurhakaan dan kekafiran bagi kebanyakan mereka. Dan Kami timbulkan permusuhan dan kebencian di antara mereka sampai hari Kiamat. Setiap mereka menyalakan api peperangan, Allah memadamkannya. Dan mereka berusaha (menimbulkan) kerusakan di bumi. Dan Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.” (QS. Al Maidah: 64).

Di dalam Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah / Markaz Ta’dzhim al-Qur’an yang berada di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Imad Zuhair Hafidz, professor fakultas al-Qur’an Univ Islam Madinah dijelaskan bahwa Allah menghukum mereka dengan perpecahan dan pertikaian. Mereka terbagi menjadi banyak golongan, setiap golongan memusuhi golongan lain dan saling menuduh, sehingga pertengkaran di antara mereka sangat sengit. Pertikaian di antara mereka membara dan perselisihan semakin meluas, bahkan api kedengkian di antara mereka menjalar kepada umat-umat yang lain sehingga mengobarkan api peperangan.

Sementara itu, dalam Tafsir as Sa’di karya Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa’di, dijelaskan sebagai berikut:

Dan Kami telah timbulkan permusuhan dan kebencian di antara mereka sampai Hari Kiamat.” Maka mereka tidak saling mengasihi, tidak saling mendukung, dan tidak bersepakat di atas keadaan yang mengandung kebaikan bagi mereka. Justru mereka senantiasa saling membenci dalam hati mereka, saling bermusuhan dalam perbuatan mereka sampai Hari Kiamat. “Setiap mereka menyalakan api peperangan” untuk melawan Islam dan kaum Muslimin, di mana mereka menampakkan, mengulang, menyiapkan pasukan berkuda dan pejalan kaki, “Allah memadamkannya” dengan menghinakan mereka, mengobrak-abrik tentara mereka, dan memenangkan kaum Muslimin atas mereka. “Dan mereka berbuat kerusakan di muka bumi,” maksudnya, mereka berusaha dengan sekuat tenaga demi membuat kerusakna di muka bumi; dengan melakukan kemaksiatan, berdakwah kepada agama mereka yang batil dan menghalang-halangi manusia masuk Islam. “Dan Allah tidak menyukai orang-orang yang membuat kerusakan,” bahkan Allah sangat memurkaiNya dan akan membalas mereka karena itu.

9) Sifat hasad.

Orang-orang Yahudi memiliki sifat hasad terhadap bangsa lain dalam berbagai hal, bahkan hasad terhadap keimanan dan wahyu yang diturunkan kepada bangsa selain mereka. Allah ta’ala berfirman:

وَدَّ ‌كَثِيرٞ ‌مِّنۡ ‌أَهۡلِ ٱلۡكِتَٰبِ لَوۡ يَرُدُّونَكُم مِّنۢ بَعۡدِ إِيمَٰنِكُمۡ كُفَّارًا حَسَدٗا مِّنۡ عِندِ أَنفُسِهِم مِّنۢ بَعۡدِ مَا تَبَيَّنَ لَهُمُ ٱلۡحَقُّۖ

Banyak di antara Ahli Kitab menginginkan sekiranya mereka dapat mengembalikan kamu setelah kamu beriman, menjadi kafir kembali, karena rasa dengki dalam diri mereka, setelah kebenaran jelas bagi mereka.” (QS. Al Baqarah: 109).

10) Klaim bahwa mereka kekasih Allah

Di antara karakter mereka adalah klaim bahwa mereka merupakan orang yang sangat disayang oleh Allah, namun Allah membantah klaim mereka dalam firman-Nya:

وَقَالَتِ ٱلۡيَهُودُ وَٱلنَّصَٰرَىٰ ‌نَحۡنُ ‌أَبۡنَٰٓؤُاْ ‌ٱللَّهِ وَأَحِبَّٰٓؤُهُۥۚ قُلۡ فَلِمَ يُعَذِّبُكُم بِذُنُوبِكُمۖ بَلۡ أَنتُم بَشَرٞ مِّمَّنۡ خَلَقَۚ يَغۡفِرُ لِمَن يَشَآءُ وَيُعَذِّبُ مَن يَشَآءُۚ

Orang Yahudi dan Nasrani berkata, “Kami adalah anak-anak Allah dan kekasih-kekasih-Nya.” Katakanlah, “Mengapa Allah menyiksa kamu karena dosa-dosamu? Tidak, kamu adalah manusia (biasa) di antara orang-orang yang Dia ciptakan. Dia mengampuni siapa yang Dia kehendaki dan menyiksa siapa yang Dia kehendaki.” (QS. Al Maidah: 18).

Penulis: Ust. Mu’tashim Billah, Lc (Dai Wahdah Islamiyah, Mahasiswa S2 Qassim University)
Editor: MAIM
Sumber: Markaz Inayah

Media Partners Dakwah

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here