KENDARI – Departemen Pendidikan dan Pembinaan Yayasan Pendidikan (DPPYP) Dewan Pengurus Wilayah (DPW) Wahdah Islamiyah Sulawesi Tenggara bekerja sama dengan Yayasan Pendidikan Wahdah Islamiyah (YPWI) menyelenggarakan kegiatan Bimbingan Teknis (Bimtek) yang bertempat di Aula Pusat Dakwah Wahdah Islamiyah Sultra.
Kegiatan yang berlangsung pada 4 – 8 Juli 2023 itu diikuti 52 orang guru yang berasal dari Satuan Pendidikan tingkat PAUD hingga SMA binaan YPWI Kendari. Para peserta mendapatkan bimbingan teknis terkait Implementasi Kurikulum Merdeka (IKM) dan Classroom Management oleh Ustaz Nuzul Haq, S.Pd., M.Ed., Gr. yang merupakan Dosen Praktisi Mengajar Kemendikbudristek RI.
Ketua DPPYP DPW WI Sultra, Ustaz Syarifuddin La Tiga, S.Pd., M.Pd, mengungkapkan bahwa bimtek tersebut bertujuan untuk memberikan pemahaman yang sama pada semua Guru Wahdah Islamiyah Sultra, baik konsep maupun penyiapan perangkat pembelajaran. Terlebih lagi dalam waktu dekat tahun ajaran 2023 – 2024 akan dimulai.
Sedangkan Bimbingan Teknis Classroom Management, lanjutnya, bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada guru agar dapat mengetahui prinsip-prinsip manajemen kelas.
“Saya berharap para guru dapat mengelola, menata dan memelihara suasana kelas yang dapat menghadirkan pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan sehingga memampukan para siswa mencapai tujuan pembelajaran,” harapnya.
Sejak awal kegiatan, para peserta telah diberi arahan oleh Ketua DPW Wahdah Islamiyah Sultra, Ustaz Ir. H. Muh. Ikhwan Kapai, untuk bersungguh-sungguh mengikuti kegiatan agar dapat meningkatkan kompetensinya, tidak tersibukan oleh urusan lain.
Dalam sambutannya itu, Ketua DPW juga mengharapkan agar para guru senantiasa memperhatikan kondisi jiwa, karena kondisi kejiwaan yang baik akan memperbaiki suasana kerja seorang guru.
Lebih jauh, Ustaz Ikhwan Kapai mengimbau agar guru berupaya menjadi agen perubah (muslih), terlebih dalam menghadapi kondisi bangsa yang punya beragam persoalan, di antaranya tindak korupsi. Bahkan Ustaz Ikhwan mewanti-wanti agar guru tidak memiliki sikap korup.
“Jangan sampai para koruptor korupsi uang, guru korupsi waktu. Itu masalah besar. Jangan adab pergi ke pasar malah dibawa ke kelas. Masuk terlambat, keluar sebelum waktunya,” ujarnya.
Para peserta terlihat begitu aktif dalam mengikuti kegiatan. Hal itu ditandai dengan maksimalnya persentase kehadiran, dan keaktifan saat diskusi dan penyelesaian lembar kerja. Para peserta bahkan mengusulkan adanya bimbingan teknis atau kegiatan lanjutan lainnya.
Reporter : Medikom Wahdah Sultra
Editor : MAIM