ARTIKEL – Semoga Allah senantiasa memuliakan “kita” dengan Islam, meninggikan derajat “kita” dengan ilmu, dan semoga aktivitas mentadabburi ayat-ayat Allah menjadi bagian penting dari hidup kita.
Saya mengajak anda, para pembaca budiman untuk bersama mentadabburi surat An Nahl ayat 79 dan mengambil pelajaran berharga darinya. Bukalah mushhaf dan bacalah ayat tsb,
“Tidakkah mereka memperhatikan burung-burung yang dapat terbang di angkasa dengan mudah. Tidak ada yang menahannya selain Allah. Sungguh, pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang-orang yang beriman.”
Ayat ini diawali dengan tantangan kepada para pencinta ilmu, Alam yarau (tidakkah mereka memperhatikan?). Mendidik “kita” untuk terbiasa melakukan “riset” atau penelitian dan atau pengamatan sederhana terhadap apa saja dari ciptaan Allah di langit dan di bumi. Tentu tujuan utamanya adalah agar supaya “Kita” membesarkan dan mengagungkan kehebatan Allah Maha Pencipta segala sesuatu.
إِنَّ فِي ٱخۡتِلَٰفِ ٱلَّيۡلِ وَٱلنَّهَارِ وَمَا خَلَقَ ٱللَّهُ فِي ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلۡأَرۡضِ لَأٓيَٰتٖ لِّقَوۡمٖ يَتَّقُونَ
“Sesungguhnya pada pergantian malam dan siang dan pada apa yang diciptakan Allah di langit dan di bumi, pasti terdapat tanda-tanda (kebesaran-Nya) bagi orang-orang yang bertakwa”. (Surat Yunus, Ayat 6)
Diantara ayat Allah yang begitu sering disaksikan adalah burung. Sudahkah anda mengamalkan ayat 79 di atas? Yaitu dengan memperhatikan burung yang terbang bebas di sekitar anda? Pelajaran apakah yang bisa diungkap dari pengamatan terhadapnya?
Pada penciptaan burung, pasti ada pelajaran penting. Pelajaran yang sangat berharga bagi orang-orang yang beriman, yang membenarkan segala pengabaran dari Allah Azza Wa Jalla.
Diantara pelajaran penting dari burung adalah bagaimana memahami arti tawakkal yang sebenarnya. Mari mengkaji satu hadits berkenaan dengan burung. Nabi saw bersabda,
“Jika kalian bertawakkal kepada Allah dengan sebenar-benarnya tawakkal, niscaya Dia akan memberikan rezeki kepada kalian, sebagaimana Dia telah memberikan rezeki kepada burung yang berangkat di pagi hari dalam keadaan perut kosong dan kembali dalam keadaan kenyang.” (HR. Ahmad).
Burung meskipun bermodalkan dua sayap tetapi rezekinya terjamin. Apa rahasianya? dari hadits di atas diungkap rahasia burung terjamin rezeki.
Pertama, Lihat dan syukuri potensi. Burung pandai melihat dan mensyukuri potensi yang dikaruniakan padanya. Meskipun hanya dengan kedua sayap tetapi dia memaksimalkan potensi tersebut untuk melawan dan mengalahkan beragam masalah ekonominya.
Kedua, Produktif di waktu pagi. Burung mulai beraktifitas di waktu pagi hari. Bahkan hadits berbunyi “Tagduu” (artinya terbang di waktu masih sangat pagi). Karena itu saya mengajak diri saya dan anda, jangan biasakan tidur pagi jika ingin sukses dan terjamin rezeki. Apatah lagi Baginda Nabi saw mendoakan ummatnya di waktu pagi, Allahumma baarik liummatii fii bukuuriha Ya Allah berikan keberkahan pada ummatku di subuh harinya. Para ulama yang mengurai hadits ini menjelaskan bahwa berkah doa ini tidak didapatkan oleh mereka yang terbiasa tidur pagi.
Ketiga, ada rencana, target dan tujuan yang jelas di setiap aktivitas harian bahkan untuk masa depannya di hari esok. Bukankah ayat berbunyi,
Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap orang memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok, … (Surat Al-Hasyr, Ayat 18)
Hari esok memiliki dua makna yaitu masa depan di akhirat dan masa depan di dunia. Apakah anda sudah punya plan (rencana) untuk kebahagiaan di hari esok?
Dalam ensiklopedi tentang burung, ternyata burung tidak pernah tersesat ketika terbang. Dan burung jika berdiam atau terbang di suatu tempat selalu dekat dengan sumber kehidupan. Karena itulah manusia yang menyusuri padang pasir yang luas akan bergembira jika melihat banyak burung berterbangan, karena pemandangan demikian mengalamatkan jarak mereka telah dekat dengan oasis (sumber air).
keempat, Bersandar kepada Allah. Sebab burung senantiasa bertasbih mensucikan Rabb yang menciptakannya. Burung tak pernah takut dan khawatir menghadapi hari esok, sebab burung yakin rezekiya sudah dijamin oleh yang Maha mampu menjamin rezeki yaitu Allah. Tugasnya adalah memaksimalkan potensi untuk mendapat jaminan rezeki itu. Burung tak berkhayal andaikan bisa makan ini dan itu, andaikan bisa hidup begini dan begitu. Tetapi dia berusaha dan bekerja untuk mendapatkan apa yang dia inginkan. Karena itulah burung walau bermodalkan dua sayap, dia bisa menghidupi diri dan keluarganya.
Dari keempat rahasia di atas, jika disederhanakan lagi, intinya hanya dua. Dan dua inti inilah yang menjadi syarat dan benarnya tawakkal kepada Allah. Dua inti yang saya maksud itu adalah : Ikhtiar yang terbaik dan Bersandar kepada Allah apa pun hasil dari ikhtiar.
Ikhtiar diambil dari kata “khair” (kebaikan) yang berarti usaha yang terbaik dan diridhai Allah. Jika ada yang melakukan kecurangan seperti mencuri, menipu, korupsi, menimbun barang untuk dijual dengan harga melambung, dlsb dalam upaya menghadapi kondisi yang sulit seperti sekarang ini, maka perbuatan demikian tidaklah disebut “Ikhtiar” melainkan “Maksiat. “
Bersandar kepada Allah atau bahasa Arabnya i’timad ‘alallaahi adalah bentuk penyandaran kepada Allah bahwa ikhtiar harus dilakukan demi menyelesaikan sebuah masalah dan menjawab tantangan kehidupan. Akan tetapi ikhtiar tidak boleh dipertuhankan. Sebab ikhtiar adalah wasilah rezeki dan bukan sumber rezeki. Di sinilah seorang muslim wajib melibatkan Allah dalam setiap ikhtiarnya. Dan tidak boleh mempertuhankan ikhtiarnya dengan melupakan Allah. Contoh perbuatan mempertuhankan ikhtiar, adalah karena alasan mencari nafkah, seseorang meninggalkan shalat, meninggalkan kewajiban puasa. Karena karir dan jabatan seorang muslimah melepas jilbab. Karena ingin untung banyak, seorang pedagang melakukan penipuan dan kecurangan dalam dagangnya. Karena ingin modal usaha, seorang pebisnis berakad riba dengan lembaga keuangan ribawi. Dlsb.
Sebagai penutup tulisan ini, adalah bahwa jika anda menghadapi dan melawan apa pun masalah dengan tawakkal, berarti anda telah melibatkan Allah yang Maha hebat, Maha besar dan Maha penjamin rezeki. Jika Allah telah terlibat, masihkah ada masalah yang besar dalam hidup anda?!
… Dan barangsiapa bertawakal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. … (Surat Ath-Thalaq, Ayat 3)
Penulis: Ust. Dr. Samsul Basri, S.Si., M.E.I (Ketua Umum PP Pemudah Wahdah)