BAUBAU – Semarak acara wisuda penghafal Al-Qur’an di Masjid As-Salam, Kota Baubau, pada Sabtu, 2 November 2024, menjadi momen penuh makna bagi santri, keluarga, dan masyarakat sekitar. Dalam acara tersebut, Ustadz Latang, S.Pd., B.A (Hons), M.A., Direktur Pondok Pesantren Tahfidzul Qur’an Al-Madinah Wahdah Islamiyah, menyampaikan pesan yang menginspirasi. Ia mengingatkan pentingnya memegang teguh nilai-nilai Al-Qur’an dan semangat dakwah Islamiyah di tengah masyarakat. “Melalui cinta karena Allah, pesantren ini bertekad menjadi benteng dakwah di Baubau meski dihadang berbagai tantangan,” ungkapnya penuh semangat.
Dalam sambutannya, Ustadz Latang juga membahas tantangan yang dihadapi pesantren, seperti keterbatasan tanah wakaf, akses jalan, serta fasilitas dasar seperti listrik dan air bersih. Meski menghadapi kendala, ia menyampaikan rasa syukur atas dukungan donatur dan orang tua asuh yang terus menyokong pengembangan pesantren.
“Jazakumullahu khairan kepada semua yang telah menjadi bagian dari perjuangan pondok ini. Semoga Allah membalas setiap amal kebaikan dengan pahala yang berlipat,” ujarnya dengan harapan.
Turut hadir, Ustadz Syuaib Didi, S.Pd.I., Ketua DPD Wahdah Islamiyah Baubau, yang memberikan apresiasi kepada para orang tua atas kepercayaan mereka kepada Pondok Tahfidz Al-Madinah. Ia juga mengingatkan keutamaan memiliki anak penghafal Al-Qur’an. Berdasarkan sabda Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam, para penghafal Al-Qur’an kelak akan memberi mahkota kemuliaan bagi orang tuanya di akhirat. “Betapa besar peran anak yang menghafal Al-Qur’an, bahkan melebihi perhatian orang tua dalam memikirkan keselamatan akhirat mereka,” ungkapnya.
Dalam puncak acara, Syaikh Abdul Wahid, seorang ulama tamu, memberikan nasihat yang menyentuh hati. Ia mengungkapkan rasa kagum menyaksikan semangat anak-anak muda di pesantren ini yang mencintai dan menjaga Al-Qur’an. “Perjalanan jauh ini tak sia-sia. Saya terharu melihat anak-anak muda Muslim di Baubau ini menjaga Al-Qur’an dengan sungguh-sungguh,” ungkapnya.
Syaikh Abdul Wahid mengutip hadits Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam yang menyebutkan keutamaan para penghafal Al-Qur’an, bahwa mereka akan dikumpulkan bersama para malaikat yang mulia di akhirat. Ia menekankan bahwa kemuliaan ini diraih bukan hanya dari hafalan, tetapi juga cinta dan dedikasi dalam menghidupkan Al-Qur’an setiap hari. Ia pun membagikan kisah inspiratif tentang Syaikh Ibnu Utsaimin dan Syaikh Al-Bassam yang setia menjaga hafalan mereka.
“Di hari kiamat, para penghafal Al-Qur’an akan diminta untuk terus membaca sesuai hafalannya, dan tempat mereka di surga setinggi jumlah ayat yang mereka hafalkan. Hafalan yang lancar mengangkat derajat di akhirat,” tutup Syaikh Abdul Wahid, memberikan semangat bagi para santri untuk terus mendekatkan diri kepada Al-Qur’an.
Acara wisuda ini tak hanya menjadi momen apresiasi, tetapi juga pengingat bagi para santri dan hadirin untuk menanamkan cinta pada Al-Qur’an dan semangat berdakwah dalam kehidupan sehari-hari.
Laporan: Medikom Wahdah Baubau