Pertanyaan:
هل من عطس أو تثاءب وهو يصلي، يحمد الله؟ أو يتعوذ بالله من الشيطان الرجيم؟
“Apakah seorang yang bersin atau menguap saat sholat ia memuji Allah atau Beritsti’adzah (meminta perlindungan) dari setan yang terkutuk?
Jawaban:
أما العطاس إذا عطس وهو في الصلاة فإنه يحمد الله، كما جاء به النص عن النبي ﷺ، فإذا عطس يحمد الله ولا يضره ذلك بينه وبين نفسه.
أما التثاؤب فلا يقول شيئًا، وإنما يكظم ما استطاع، ويضع يده على فمه، كما قال النبي ﷺ، ولم يرد التعوذ، إنما هو من فعل الناس، فإن الناس لما عرفوا أن التثاؤب من الشيطان، صاروا يتعوذون منه، وإلا فلا نعلم أنه ورد نص عن النبي ﷺ في شرعيّة التعوذ عند التثاؤب، وإنما شرع الله عند التثاؤب الكظم ووضع اليد على الفم، ولا يقول هاه، فإن الشيطان يضحك منه إذا قالها، وإنما الذي عليه أن يضع يده على فمه، ولكن لا يتعوذ؛ لأنه ليس عليه دليل، أما في غير الصلاة فالأمر أوسع.
وفق الله الجميع وتقبل من الجميع
“Adapun seorang yang bersin dalam keadaan sholat maka ia bertahmid (mengucapkan Alhamdulillah), sebagaimana disebutkan oleh Nabi -Shallallahu ‘alaihi wasallam-. Oleh karenanya, jika seseorang bersin maka ia hendaknya mengucapkan hamdalah. Hal itu tidak memberi mudharat pada diri dan jiwanya.
Adapun seorang yang menguap, maka ia tidak mengucapkan apapun, melainkan menahan dirinya agar tidak menguap saat sholat, sesuai dengan kemampuannya. Misalnya, menutup mulut dengan meletakkan tangan padanya, sebagaimana yang telah Nabi -Shallallahu ‘alaihi wasallam- ajarkan.
Terkait ta’wudz saat menguap, tidak ada informasi dari nabi -Shallallahu ‘alaihi wasallam- tentang itu. Hal itu hanya dilakukan oleh sebagian orang karena mengetahui bahwa menguap itu berasal dari setan, sehingga mereka meminta perlindungan kepada Allah dari gangguannya. Kami tidak mengetahui adanya Nash dari Nabi -Shallallahu ‘alaihi wasallam- tentang penyariatan beristi’adzah ketika seseorang menguap. Yang disyariatkan saat menguap adalah menahan diri agar tidak menguap dan meletakkan tangan pada mulut serta tidak mengatakan “Haaah”. Sebab, setan tertawa dengan hal itu jika ia mengatakannya.
Yang disyariatkan adalah meletakkan tangan pada mulut, adapun ta’awudz tidak, sebab tidak ada dalil akan hal itu. Akan tetapi, jika dilakukan diluar sholat, maka hal ini lebih luas (Maksudnya boleh-boleh saja-Penj). Semoga Allah memberi taufik dan menerima semua amal kita. Aamiin.
Sumber: Ad-Durar ats-Tsariyah min Fatawa al-Baziyah: 444
Penerjemah: Ustaz Muhammad Ode Wahyu, SH (Alumni STIBA Makassar, Pembina Pondok Pesantren Tahfizh al-Qur’an An-Nail Gowa)