Dalam akidah Islam, memberikan sesajian atau sesajen pada makhluk-makhluk ghaib dengan harapan bisa memberikan hajat yang diinginkan oleh seseorang, termasuk dalam kategori syirik yang menyebabkan seseorang kafir, murtad dari agama Islam.
Allah -Ta’ala- telah melarang perbuatan ini dalam Al-Qur’an. Allah -Ta’ala-berfirman:
وَجَعَلُوا لِلَّهِ شُرَكَاءَ الْجِنَّ وَخَلَقَهُمْ
Terjemahannya: “Dan mereka (orang-orang musyrik) menjadikan jin itu sekutu bagi Allah, padahal Allah-lah yang menciptakan jin-jin itu.” (QS. Al-An’am: 100)
Ayat ini menjelaskan perbuatan orang-orang yang beribadah pada jin atau makhluk halus lainnya, atau pada arwah-arwah yang dapat mendatangkan manfaat ataupun mudhorat yang diyakini oleh sebagian masyarakat. Perbuatan seperti itu dihukumi syirik oleh Allah -Ta’ala-.
Siapa yang meninggal dunia dalam keadaan pernah melakukan kemusyrikan ini dan tidak bertaubat darinya, maka Allah -Ta’ala- akan mengharamkan surga untuknya. Ia tidak akan pernah memasukinya, dan ia akan abadi di dalam neraka selama-lamanya.
Allah -Ta’ala- berfirman:
إِنَّهُ مَنْ يُشْرِكْ بِاللَّهِ فَقَدْ حَرَّمَ اللَّهُ عَلَيْهِ الْجَنَّةَ وَمَأْوَاهُ النَّارُ وَمَا لِلظَّالِمِينَ مِنْ أَنْصَارٍ
Terjemahannya: “Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka pasti Allah mengharamkan kepadanya surga, dan tempatnya ialah neraka, tidaklah ada bagi orang-orang zalim itu seorang penolong pun.” (QS. Al-Maidah: 72)
Oleh karena itu, siapa saja yang ingin masuk surga, maka janganlah ia berdoa atau beribadah pada seorangpun disamping ia juga beribadah pada Allah. Itulah yang disebut sebagai kesyirikan. Sesajen adalah contohnya.
Sesajen adalah perbuatan mempersembahkan sesuatu pada makhluk halus atau ghaib agar mendapat hajat dari makhluk halus itu, seseorang berdoa atau meminta pada mereka. Contohnya:
- Seseorang menggantungkan buah kelapa atau kepala hewan di depan rumahnya dengan keyakinan buah kelapa atau kepala hewan ini akan memberi keberuntungan pada dirinya, makhluk ghaib akan memberi keberuntungan pada dirinya atau menjaga dirinya.
- Datang dibawah pohon tertentu lalu melakukan ritual dengan mempersembahkan makanan pada pohon itu dan berdoa pada penghuni tempat itu.
- Melakukan ritual khusus pada saat melakukan proses pernikahan dengan membakar beras atau lilin atau sesajian lainnya dan dipersembahkan pada makhluk halus atau makhluk ghaib dengan keyakinan perbuatannya itu akan memberi keberuntungan dalam pernikahannya.
Ini perbuatan syirik yang semua muncul karena kejahilan. Dan Allah mencela perbuatan itu. Allah -Ta’ala- berfirman:
وَمَنْ أَضَلُّ مِمَّنْ يَدْعُو مِنْ دُونِ اللَّهِ مَنْ لَا يَسْتَجِيبُ لَهُ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ وَهُمْ عَنْ دُعَائِهِمْ غَافِلُونَ (5) وَإِذَا حُشِرَ النَّاسُ كَانُوا لَهُمْ أَعْدَاءً وَكَانُوا بِعِبَادَتِهِمْ كَافِرِينَ (6)
Terjemahannya: “Dan siapakah yang lebih sesat daripada orang yang beribadah pada sembahan-sembahan selain Allah yang tiada dapat memperkenankan (doa)nya sampai hari kiamat dan mereka lalai dari (memperhatikan) doa mereka? Dan apabila manusia dikumpulkan (pada hari kiamat) niscaya sembahan-sembahan itu menjadi musuh mereka dan mengingkari pemujaan-pemujaan mereka.” (QS. Al-Ahqaf: 5-6)
Siapa saja yang berharap keselamatan, maka Allah lah satu-satunya yang dapat memberikannya. Jangan sekali-kali menyekutukan Allah. Hilangkan kejahilan dengan banyak menuntut ilmu. Hujah telah tegak, dan kepada Allah kita memohon perlindungan dari berbagai kesesatan.
Oleh: Ustaz Muhammad Ode Wahyu, S.H
(Alumni STIBA Makassar)