Kolaborasi dalam Dakwah & Tarbiyah

MAKASSAR – Pemimpin Umum Wahdah Islamiyah, KH. Dr. Muhammad Zaitun Rasmin, Lc., MA menyampikan pentingnya ilmu syar’i dalam menjalani kehidupan dan aktivitas organisasi.

“Setiap muslim, apatah lagi sebagai seorang aktivis dan organisasi dakwah, maka Ilmu syar’i harus menjadi pemandu dalam kehidupan ini. Ilmu harus dipelajari, dihayati, dan didalami,” ujarnya dalam kegiatan Daurah Syar’iyyah Tadabbur Al Qur’an Kader Wahdah Islamiyah yang dilaksanakan di Masjid Anas bin Malik STIBA Makassar dan Via Zoom Meeting, Sabtu (18/9/2022).

Ket: Ustadz Zaitun Rasmin saat menyampaikan tausiyah dan arahannya dalam kegiatan Dauroh Syar’iyyah Tadabbur al Quran Wahdah Islamiyah
Sumber: Medikom DPP WI

Ustadz Zaitun juga menjelaskan bahwa Wahdah Islamiyah akan selalu berupaya dalam memperkuat dan memperdalam ilmu syari kepada seluruh kader, pengurus dan ummat. Salah satunya adalah dengan kegiatan tadabbur Al-Qur’an.

“Program ini adalah untuk memperdalam ilmu ‘ulumul qur’an dan pendalaman ilmu-ilmu syar’i. Wahdah Islamiyah senantiasa berupaya dalam memperdalam ilmu syar i dengan program rutin kita yakni Tarbiyah sebagai wadah dalam mempelajari ilmu syar’i. Sehingga berbagai wadah kita sediakan agar lahir para dai/du’at dengan didirikannya Tadrib ad Duat, dan juga STIBA Makassar bahkan upaya mencetak ulama kita targetkan dengan didirikannya Program Kaderisasi Ulama,” tegasnya.

Wakil Dewan Pertimbangan MUI Pusat tersebut juga berharap agar pengajaran dan pendalaman ilmu syari i harus menjadi terus dilakukan kedepan utamanya dalam lingkup Wahdah Islmiyah dengan program tarbiyah, taklim dan tahsin bagi setiap kader.

“Kebutuhan kita tehadap ilmu syar’i adalah suatu keniscayaan dan mutlak bagi kita. Sehingga kita harus berupaya secara maksimal dalam diri kita untuk memiliki semangat dalam menunutut ilmu syar i, memahami, menghayati dan memperdalamnnya,” ungkapnya.

Ustadz Zaitun juga menjelaskan tentang pentingnya mentadabburi Al-Qur’an. Karena dengan Al-Qur’an adalah kunci dalam mendapatkan ketenangan jiwa dan ketentraman hati.

“Jiwa kita tidak ada artinya tanpa dijiwai oleh Al-Qur’an. Al-Qur’an adalah kunci bagi aqal dan hati kita. Sehingga tadabbur adalah kunci untuk meraih ketenangan jiwa. Mentadabburi Al-Quran adalah cara untuk menghidupkan jiwa dan jalan untuk mencapai ketenangan dalam hidup,” pungkasnya.

Reporter: Muh Akbar
Editor: MAIM

Media Partners Dakwah

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here