KENDARI – Menjelang liburan akhir Tahun Pelajaran 2023-2024, Pondok Pesantren (Ponpes) Abdurrahman Bin Auf Wahdah Islamiyah (WI) Kendari menyelenggarakan kegiatan Pembekalan santri sebelum kepulangan dengan tema “Agar Liburan Lebih Bermakna”. Kegiatan tersebut dilaksanakan di Masjid Aisyah Kompleks Akhawat Ponpes Abdurrahman Bin Auf WI Kendari, Kamis (13/06/2024).
Kegiatan ini dibuka langsung oleh Kepala Ponpes, Ustaz Hasrin, S.Si., M.Pd. Dalam sambutannya ia menjelaskan bahwa liburan adalah momen spesial untuk menyegarkan diri dan menambah kebaikan.
“Liburan adalah waktu yang tepat untuk menyegarkan diri dan membuat liburan lebih bermakna. Ini juga saat yang tepat untuk membahagiakan orang tua dengan berbakti kepada mereka dan membawa senyum yang menghangatkan,” ujar Ustaz Hasrin.
Setelah acara pembukaan, kegiatan dilanjutkan dengan pemaparan materi oleh 4 narasumber. Narasumber pertama adalah Ustaz Muhammad Rahmad S.Pd, Kepala MTs al Wahdah Islamiyah Kendari, yang membawakan materi bertema “Maka Liburan Bagi Seorang Santri”.
“Bagi seorang santri, libur merupakan momen untuk menunjukkan kualitas diri sebagai seorang santri di hadapan orang tua, tetangga, dan masyarakat sekitar,” ungkapnya.
Ustaz Rahmad juga menjelaskan bahwa seorang santri sejati tentunya ketika liburan ia akan melakukan kegiatan-kegiatan positif, mulai dari membantu kedua orang tuanya di rumah, bersosialisasi kepada masyarakat, dan bukannya ketika libur justru sibuk dengan gadgetnya hingga ia lupa terhadap keluarga dan orang tuanya.
“Harus diingat bahwa manusia itu hidup di dunia nyata bukannya di dunia maya,” tegas Ustaz Rahmad diakhir materinya.
Pada sesi kedua, Ustaz Syarifuddin La Tiga yang merupakan Ketua Yayasan Pendidikan Wahdah Islamiyah (YPWI) Kendari, menyampaikan materi bertema “Liburan Sebagai Wadah Untuk Berbakti Kepada Orang Tua”.
“Tujuan liburan bagi seorang santri adalah untuk memberi kebahagiaan kepada kedua orang tuanya, yaitu dengan menunjukkan hasil yang telah dicapai selama berada Ponpes,” ujarnya.
Ustaz Abu Sa’ad, sapaan akrabnya, kemudian mendetailkan cara seorang santri membahagiakan kedua orang tuanya saat pulang ke rumah, yakni bisa dengan cara berbakti kepada keduanya, menghidupkan sholat lima waktu, memurojaah hafalan, baik itu hafalan Qur’an maupun Hadist, serta menunjukkan akhlak yang baik kepada orang tua dan masyarakat.
Di akhir pemaparannya, Ustaz Abu Saad menegaskan bahwa kebahagiaan yang diinginkan oleh orang tua bukanlah harta dan jabatan melainkan kebahagiaan sesungguhnya yang mereka inginkan adalah memiliki anak yang sholeh dan sholehah.
Berlanjut ke pemaparan materi ketiga, Ustaz Ahmad Mubarak, S.H selaku salah seorang Pengasuh Ponpes menjelaskan tentang “Akibat Meremehkan Sholat”. Ia menegaskan bahwa sholat adalah kewajiban bagi seorang muslim yang harus dilaksanakan, terutama bagi santri, yang identik dengan sholatnya.
Ustaz Ahmad memaparkan macam-macam bentuk akibat yang ditimbulkan jika seseorang meremehkan sholat, di antaranya adalah akan terjebak dalam perbuatan yang keji dan mungkar.
“Seseorang yang meremehkan sholat, juga akan menjadi jauh dari tuhannya, akan jauh dari Allah Subhanahu wa ta’ala, sehingga mudah untuk berbuat keburukan,” jelasnya.
“Yang diinginkan setiap orang tua terhadap anaknya saat libur yaitu anak yang sholeh dan sholehah, anak yang senantiasa melaksanakan sholat lima waktu,” tegas Ustaz Ahmad mengingatkan santri sebelum mengakhiri materinya.
Pada sesi terakhir, Ustaz Muhammad Adhan, S.AP selaku Ketua Media Informasi dan Komunikasi Wahdah Islamiyah Sultra mengingat santri tentang Adab dan Rambu-rambu dalam Bermedia Sosial.
Dalam pemaparannya, Ia menunjukkan data bahwa mayoritas penduduk dunia saat ini terlibat aktif bermedia sosial. Fenomena bermodsos dianggapnya sebagai pisau bermata dua, yang memiliki sisi positif dan sisi negatif.
“Olehnya itu, kita harus tahu, bagaimana adab dan apa sajaj rambu-rambu dalam bermedia sosial agar kita tidak terseret ke sisi negatif saat bermedia sosial,” ujarnya.
Ustaz Adhan pun menyebutkan beberapa poin yang perlu diperhatikan saat bermedia sosial, yakni Hendaknya mengawali aktivitas bermedsos dengan niat yang benar.
“Niat itu akan menjadi kompas bagi kita, sehingga kita tidak akan tersesat saat berlalu lalang di dunia maya. Selain itu, niat yang benar juga akan menghindarkan kita dari berbuat kesia-siaan saat bermedsos,” jelasnya.
Selain itu, lanjutnya, adab bermedsos adalah Hendaknya berkata yang baik atau diam, karena semua yang diposting akan dipertanggungjawabkan. Adab lainnya adalah Menjaga Pandangan, Menjaga Kehormatan Diri dan Keluarga, Menjadi Teladan yang Baik dan Menggunakan Waktu bermedsos dengan bijjak.
“Kita harus bijak menggunakan waktu, agar kita tidak lalai dari kewajiban atau hal yang lebih prioritas karena keasyikan bermedia sosial,” tegasnya.
Ratusan santriwan dan santriwati terlihat menyimak dengan baik setiap materi yang disampaikan, dan juga antusias saat sesi tanya jawab. Di akhir acara, Kepala Pondok menutup dengan membacakan secara resmi Surat Keputusan Masa Liburan Santri.
Kontributor: Adam Muzakir Eni
Editor: Danil