Kolaborasi dalam Dakwah & Tarbiyah

MAKASSAR – Ustaz Syaiful Yusuf, Lc., MA mengajak jamaah untuk bersimpati atas kesulitan yang dialami oleh saudara seiman kita di Palestina. Ia menggambarkan keterkaitan jiwa-jiwa antar sesama muslimin yang mengalami penjajahan memunculkan rasa rindu akan jihad, sebagai upaya membela sesama muslimin yang saat ini sedang tersakiti.

“Setiap kita membaca atau mendengarkan berita tentang keadaan di Palestina seakan-akan kita ingin terbang ke sana untuk juga ikut berjihad di jalan Allah subhanahu wa ta’ala bersama dengan mereka,” kata Ustadz Syaiful Yusuf saat memberikan nasehat subuh dalam rangkaian Mukernas XVI Wahdah Islamiyah, Jum’at (24/11/2023).

Ket: Ustaz Syaiful Yusuf, Lc., MA.
Sumber: Media Center Mukernas XVI Wahdah Islamiyah

Menurut Anggota Dewan Syariah Wahdah Islamiyah tersebut bahwa amalan yang paling berat dalam Islam adalah berjihad di jalan Allah melawan musuh-musuh Allah subhanahu wa ta’ala.

“Jihad itu sendiri tentu saja tidak hanya bermakna perang, kalau kita melihat saudara kita di Palestina sana mereka berjihad untuk mempertahankan tanah kaum muslimin yang mereka miliki,” ujar Ustaz Syaiful.

Ia meluruskan opini-opini keliru yang mengatakan “Mengapa mereka tidak berhijrah saja dari sana?” Ustaz Syaiful menilai keadaan muslimin Palestina justru harus melawan dan bukan berhijrah.

“Kalau Nabi dulu berhijrah dari Mekah ke Madinah, itu hijrah membawa agama untuk menyelamatkan agama Islam, agar Islam bisa disebarluaskan dengan lebih baik lagi, ketika Mekah tidak menjadi satu tempat yang kondusif untuk menjadi pusat penyebaran dakwah,” jelasnya.

“Para pejuang Palestina adalah orang-orang yang pertahankan tanah Islam yang justru wajib untuk berperang dan memerangi musuh-musuh Islam yang memerangi mereka,” imbuhnya.

Ustadz Syaiful menerangkan bahwa muslimin Palestina berjihad menjual dirinya, menjual nyawanya, menjual hartanya untuk Allah Subhanahu Wa Ta’ala dalam mempertahankan tanah mereka. Sedangkan kaum muslimin Indonesia pun punya jihadnya sendiri.

“Maka kita di sini berjihad, kita jual diri kita, kita jual waktu kita, kita jual harta kita untuk Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Demi mempertahankan umat kita dari pemurtadan, dari penyesatan, dari segala upaya untuk menjauhkan mereka dari agama mereka, ini jihad kita,” terangnya.

Anggota Komisi Fatwa MUI Sultra itu juga menyampaikan bahwa kaum muslimin, khususnya di Indonesia, diperintahkan untuk berjihad dengan Al Quran dan tidak mengikuti orang-orang kafir.

“Maka sebagaimana upaya mereka (non muslim) untuk menjauhkan umat kita ini dari Islam, maka wajib pula kita berjihad dengan mengangkat Al-Quran dan mengangkat sunnah untuk mempertahankan saudara-saudara kita kaum muslimin. Inilah jihad kita saat ini,” ucapnya.

Dosen STIBA Makassar tersebut juga memaparkan bahwa dakwah yang paling utama kalau mencari jihad, berkenaan dengan berbicara tentang mempertahankan umat adalah dengan mentarbiyah, memberikan pelajaran yang intensif tentang Islam kepada ummat. Menurutnya, hal itulah yang paling bisa mengangkat kualitas keislaman mereka.

“Tarbiyah ini yang akan mengangkat kualitas keislaman umat ini yang akan membuatkan iman mereka, menambah pemahaman mereka, membuat mereka tidak mudah untuk dimurtadkan dari agama mereka, membuat mereka tidak akan menjadi korban-korban yang dijauhkan dari agama mereka disesatkan dari agama mereka,” pungkasnya.

Laporan: Media Center Mukernas DPP WI
Editor: MAIM

Media Partners Dakwah

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here